Wisata goa gajah atau yang dikenal juga dengan 'the elephant cave Tample', merupakan salah satu tempat wisata di Bali yang wajib dikunjungi tak boleh kamu lewatkan. Pasalnya termasuk salah satu pura tertua di pulau dewata dan keberadaan pura tersebut pun konon menjadi saksi bisu tentang perjalanan sejarah peradaban masyarakat agama Budha dan Hindu di pulau ini.
![]() |
| pintu masuk goa gajah |
Pada sore hari ini saya mencoba mengulas perihal bagaimana wisata goa gajah jadi tempat wisata wajib di Bali. Semoga sedikit informasi ini dapat membantu dan menambah wawasan kamu atau para pembaca lainnya, tentang berbagai info tempat pariwisata di Indonesia.
Jika bicara tentang wisata di Bali, tentunya kamu akan setuju bila dikaitkan dengan pantai-pantai nan eksotis. Ya, hal tersebut memang dirasakan cukup lumrah, mengingat memang hampir diseluruh bagian pulau ini memiliki banyak pantai-pantai cantik dengan porama alam yang sangat indah. Terlebih kala sunset datang, seakan menambah suasana romantis. Hal itu lah mengapa banyak orang yang menyukai Bali.
Kenapa disebut dengan goa gajah? mungkin hal tersebut bisa saja terlontar dari bibir kamu. Apa mungkin disana terdapat banyak hewan gajah? sebetulnya pada kawasan kompleks pura ini, tak ada satu pun hewan gajah. Terdapat sebuah versi yang beredar perihal asal usul sejarah goa gajah. Nama goa gajah di ambil dari kata 'Lwa Gajah' dari kitab Negarakertagama yang di tulis oleh Empu Prapanca pada tahun 1365 M. Kalimat tersebut memiliki makna 'Sungai Gajah', sehingga dapat di artikan sebagai sebuah lokasi yang berada di dekat sungai dan dahulu digunakan sebagai tempat pertapaan.
Tempat ini dibangun pada masa pemerintahan Raja Sri Bedulu. Seperti hampir serupa dengan situs-situs sejarah lainnya, pada awalnya kompleks bangunan ini tertimbun oleh tanah. Sehingga sepintas tak nampak bahwa ternyata terdapat bangunan besar terkubur di dalamnya. Kemudian pada tahun 1923, barulah seorang arkeolog bernama L.C Heyting menemukan bangunan ini. Dalam penemuannya ia juga menemukan beberapa arca Ganesha, Patung Tri Langga dan Patung Dewi Hariti.
Tak berenti sampai situ saja, penelitian mengenai goa gajah pun terus tetap dilakukan hingga pada 1979 dan berhasil menemukan kembali sebuah bangunan lainnya. Berupa sebuah kolam dengan enam patung bidadari atau yang dikenal juga dengan 'Widyadhari', berada tepat di depan mulut goa yang mengucurkan air ke kolam tersebut. Sebetulnya ada sekitar 7 patung, namun 1 patung sengaja dipindahkan oleh petugas karena hancur. Terdapat pula bangunan lainnya disekitar kolam tersebut, namun sayangnya telah hancur di akibatkan oleh gempa bumi beberapa waktu silam. Reruntuhan tersebut masih dapat terlihat dengan jelas. Sebelum lanjut, kamu juga dapat membaca tentang Goa Tetes Lumajang.
Tempat ini dibangun pada masa pemerintahan Raja Sri Bedulu. Seperti hampir serupa dengan situs-situs sejarah lainnya, pada awalnya kompleks bangunan ini tertimbun oleh tanah. Sehingga sepintas tak nampak bahwa ternyata terdapat bangunan besar terkubur di dalamnya. Kemudian pada tahun 1923, barulah seorang arkeolog bernama L.C Heyting menemukan bangunan ini. Dalam penemuannya ia juga menemukan beberapa arca Ganesha, Patung Tri Langga dan Patung Dewi Hariti.
![]() |
| kolam suci |
![]() |
| pahatan khas pura Bali |
![]() |
| situs kuno |
Pura-pura yang dimaksud adalah pura Limas Catu dan Limas Mujung yang dikhususkan untuk Dewa Gunung Agung dan Dewa Gunung Batur. Selain itu terdapat pula Pura Gedong yang dibuat khusus untuk menghormati leluhur dari para Raja Bedahulu dan ada juga Pura Ratu Taman untuk memuja Dewa Wisnu.
Suasana disekitar kompleks goa gajah begitu sangat tenang, begitu kamu menginjakkan kaki langsung terasa nuansa yang begitu asri dan teduh. Dengan bentuk artsitektur dan juga pahatan relif dengan berbagai ukuran, seakan membuat kesan membawa kamu dalam suasana kerajaan-kerajaan hindu-budha pada kala itu. Pura goa gajah memang telah dibuka oleh dinas pariwisata dan pemerintah sekitar untuk dijadikan sebagai salah satu lokasi wisata di Bali untuk umum yang sangat kental dengan sarat nuansa sejarah dan spiritual.
Namun bagi para wisatawan wanita yang sedang berhalangan, memang dilarang untuk masuk kedalam goa, guna tetap menjaga kesucian tempat ini. Pada bagian mulut goa, terdapat ukiran berbentuk kepala raksasa yang menurut masyarakat Bali disebut dengan 'Bomha' yaitu sebuah ukiran yang wajib berada pada bagian depan suatu pura. Fungsi dan tujuan relif tersebut ialah untuk mensucikan pikiran sebelum masuk kedalam pura.
Namun bagi para wisatawan wanita yang sedang berhalangan, memang dilarang untuk masuk kedalam goa, guna tetap menjaga kesucian tempat ini. Pada bagian mulut goa, terdapat ukiran berbentuk kepala raksasa yang menurut masyarakat Bali disebut dengan 'Bomha' yaitu sebuah ukiran yang wajib berada pada bagian depan suatu pura. Fungsi dan tujuan relif tersebut ialah untuk mensucikan pikiran sebelum masuk kedalam pura.
![]() |
| suasana dalam goa |
![]() |
| patung ganesha di dalam goa |
Jika kamu yang ingin mengunjungi tempat ini, bila kamu berdomisili diluar pulau Bali. Kamu diharuskan terlebih dahulu memilih maskapai penerbangan untuk menuju Bali. Setelah tiba, kamu dapat menuju lokasi Goa gajah di Desa Bedulu, Kecamatan Blahbatu, Gianyar dengan jarak dari Denpasar sekitar 27 Km atau sekitar 1 jam perjalanan.
Goa gajah berada dipinggir jalan, sehingga memudahkan kamu untuk menemukannya. Lokasinya yang seperti berada di lembah, sehingga begitu indah tatkala jika diliat dari ketinggian. Melihat secara luas bentang alam sekitar dan bentuk pura begitu terasa sungguh menenangkan hati. Setelah puas menikmati semua yang disungguhkan oleh goa gajah, kamu bisa melanjutkan liburan ke tempat wisata di Ubud dan sekitarnya ataupun wisata di Kintamani.
![]() |
| tiga patung lingga |
![]() |
| view goa gajah dari atas |
Melihat sejenak goa gajah akan segala keindahan dan keeksotisannya, terbayangkan bahwa begitu pentingnya tempat ini bagi masyarakat Bali khususnya pada masa yang lalu. Dengan segala keterbatasan manusia dan kerapuhannya, tentulah membutuhkan tuntunan dari sebuah agama. Agar kelak mendapatkan ketenangan batin dalam dunia yang fana ini. Tak ada perbedaan dalam diri semua manusia, karena pada hakekatnya kita hanyalah ciptaanNya. Walaupun memang sering kali mampunyai perbedaan satu dengan yang lain, perbedaan agama, perbedaan persepsi, perbedaan paradigma, perbedaan status sosial ataupun sekedar perbedaan dari hal-hal yang bersifat konyol.








Comments
Post a Comment